Dalam
melaksanakan fungsi – fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas
kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut di pilah- pilah, akan terlihat gaya
kepemimpinan dengan polanya masing- masing. Gaya kepemimpinan merupakan dasar
dalam mengklasifikasi tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola
dasar, yaitu :
Ø Gaya
kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas
Ø Gaya
kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan
hubungan kerja sama
Ø Gaya
kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai
Berdasarkan ketiga pola
dasar tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang berwujud pada kategori
kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu
a. Tipe
Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini
menempatkan kekuasaan ditangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa
tunggal. Kedudukannya dan tugas anak buah semata- mata hanya sebagai pelaksana
keputusan, perintah dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya
lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Kemapuan bawahan selalu
dipandang sebelah mata, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa di
perintah.
b. Tipe
Kepemimpinan Kendali Bebas
Tipe kepemimpinan ini
merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkendudukan
sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada
orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut
kehendak dan kepentingan masing- masing, baik secara perorangan maupun
kelompok- kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai
penasihat.
c. Tipe
Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini
menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/
organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang- orang yang dipimpinnya
sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan
berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan,
buah pikiran, pendapat, kreatifitas, inisiatif yang berbeda- beda dan dihargai
disalurkan secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha memanfaatkan setiap
orang yang di pimpin. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambilan keputusan
sangat mementingkan musyawarah,
yang diwujudkan pada setiap jenjang dan didalam unit masing- masing.
Ketiga tipe
kepemimpinan diatas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling menunjang
secara variasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga menghasilkan
kepemimpinan yang efektif.( Veithzal Rivai:2006)
Tipe kepemimpinan
berdasarkan kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan sebagai
berikut : (Kartini Kartono:2008)
a. Tipe
Karismatis
Tipe
kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik dan pembawa yang luar
biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat
besar jumlahnya dan pengawal- pengawal yang biasa dipercaya. Sampai sekarang
pun orang tidak mengetahui benar sebab- sebabnya, mengapa seseorang itu
memiliki karisma begitu besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan- kemampuan yang superhuman, yang
diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi,
keberanian, dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas
kepribadian pemimpin memancarkan
pengaruh dan daya- tarik yang amat besar. Tokoh- tokoh besar antara lain:
Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F Kennedy, Soekarno, dll.
b.
Tipe Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan
yang kebapakan, dengan sifat- sifat antara lain:
Ø Dia
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/ belum dewasa, atau anak sendiri
yang perlu dikembangkan.
Ø Dia
bersikap terlalu melindungi (overly protective)
Ø Jarang
dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
Ø Dia
hampir tidak pernah memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
Ø Dia
tidak memberikan kesempatan atau hampir- hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreatifitas mereka sendiri
Ø Selalu
bersikap maha-tahu dan maha-benar.
Selanjutnya
tipe kepemimpinan yang maternalistis juga mirip dengan tipe yang paternalistis, hanya perbedaanya: adanya
sikap over-protective atau terlalu melindungi yang lebih menonjol, disertai
kasih- sayang yang berlebih- lebihan.
c.
Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok
kemiliter- militeran. Hanya gaya luar saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi
jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan
otoriter. Hendaknya dipahami, bahwa tipe kepemimpinan militeristis itu berbeda
sekali dengan kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat-sifat pemimpin yang
militeristis :
Ø Sering
banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya keras sangat
otoriter kaku dan seringkali kurang bijaksana
Ø Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan
Ø Sangat
menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda- tanda kebesaran yang
berlebih-lebihan.
Ø Menuntut
adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin kadaver/ mayat)
Ø Tidak
menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan- kritikan dari bawahannya.
Ø Komunikasi
hanya berlangsung searah saja.
d.
Tipe Otokratis
Kepemimpinan otokratis itu mendasari diri pada kekuasaan
dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan
sebagai pemain tunggal pada a one- man show. Setiap perintah dan kebijakan
ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin selalu berdiri jauh
dari anggota kelompoknya jadi ada sikap menyisihkan diri dan eksklusivisme.
Pemimpin otokritas itu senantiasa ingin berkuasa obsolut, tunggal, dan merajai
keadaan.
e.
Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri.
Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua
perkerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oelah bawahan sendiri. Dia
merupakan pemimpin simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis,
sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin – ketua dewan, komandan, kepala
biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan atau berkat sistem nepotisme.
Dia tidak mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol
anak buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama
sekali menciptakakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga organisasi atau
perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau- balau, morat- marit, dan pada
hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala.
Pemimpin laissez faire itu pada hakikatnya bukanlah seorang
pemimpin dalam pengertian yang sebenarnya. Sebab bawahannya dalam situasi
kerjanya sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa
disiplin, masing- masing orang bekerja semau sendiri.
f.
Tipe Populistis
Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World mendefinisikan kepemimpinan populistis yang dapat
membangunkan solidaritas rakyat misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenisme,
yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang
berhati- hati terhadap kolonialisme dan penindasan- penghisapan serta
penguasaan oleh kekuatan- kekuatan asing.
Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-
nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan
serta bantuan hutang- hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis
mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme.
g.
Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan ini adalah kepemimpinan yang mampu
menyelengarakan tugas- tugas administrasi secara efektif. Sedang para
pemimpinnya terdiri dari teknorat adan administratur- administratur yang mampu
mengerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun
sistem administrasi dan birokasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk
memantapkan integritas bangsa pada
khususnya, dan usaha pembangunan pada
umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya perkembangan
teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modern, dan perkembanngan sosial
ditengaj masyarakat.
h.
Tipe Demokratis
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing- masing mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat- saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis juga sering
disebut kepemimpinan group developer.
Kepemimpinan demokratis
biasanya berlangsung secara mantap, dengan adanya gejala- gejala sebagai
berikut:
Ø Organisasi
dengan segenap bagian- bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut
tidak ada dikantor
Ø Otoritas
sepenuhnya didelegasikan kebawah, dan masing – masing orang menyadari tugas
serta kewajibannya sehingga mereka merasa senang puas hati, dan aman menyandang
tugas kewajibannya
Ø Diutamakan
tujuan- tujuan kesejahteraan pada umumnya. Kelancaran kerja sama dari setiap
warga kelompok.
Ø Dengan
begitu pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat
dinamisme dan kerja sama, demi percapaian tujuan organisasi dengan cara yang
paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasi.
Kepemimpinan demokratis menitikberatkan masalah aktivitas
setiap anggota kelompok juga para pemimpin lainnya, yang semuanya terlibat
aktif dalam penentuan sikap, pembuatan rencana, pembuatan keputusan penerapan
disiplin kerja dan etik kerja.
Menurut G.R Terry yang dikutip oleh maman Ukas. G.R Terry
membagi tipe kepemimpinan menjadi 6 :
1. Tipe
Kepemimpinan Pribadi ( Personal Leardership)
Dalam
sistem kepemimpinan ini, segala tindakan dilakukan dengan mengadakan kontak
pribadi. Petunjuk ini dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara
pribadi oleh pemimpin bersangkutan.
2. Tipe
Kepimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)
Segala
sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan- bawahan atau media
nonpribadi, baik rencana, perintah, juga pengawasan.
3. Tipe
Kepemimpinan Otoriter (Autoritotian Leardership)
Pemimpin
otoriter biasanya bekerja keras, sungguh- sungguh, teliti, dan tertib. Ia
bekerja menurut peraturan – peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-
instruksinya harus ditaati.
4. Tipe
Kepemimpinan Demokratis ( Democratic leadership)
Pemimpin
yang demokratis menganggap dirinya sebagai dari kelompoknya dan bersama- sama
dengan kelompoknya dan berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan
bersama. Agar setiap anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan,
penyelengaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi
yang berharga dalam pencapaian tujuan.
5. Tipe
Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistis Leadership)
Kepemimpinan
ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan
pemimpin dan kelompok. Tujuannya umtuk memberikan arahan seperti halnya seorang
bapak kepada anaknya.
6. Tipe
Kepemimpinan menurut Bakat ( Indogenious leadership)
Biasanya
timbul dari kelompok orang- orang informal tempat mungkin mereka berlatih
dengan adanya sistem kompetisi sehingga menimbulkan klik- klik dari kelompok
yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan
diantara yang ada didalam kelompok tersebut menurut bidang keahliannya dimana
ia ikut berkecimpung.