Selasa, 01 Desember 2015

MACAM – MACAM KEPEMIMPINAN ( LEADERSHIP)

Dalam melaksanakan fungsi – fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut di pilah- pilah, akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing- masing. Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasi tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu :
Ø  Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas
Ø  Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan  hubungan kerja sama
Ø  Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai
Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu
a.       Tipe Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukannya dan tugas anak buah semata- mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Kemapuan bawahan selalu dipandang sebelah mata, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa di perintah.
b.      Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkendudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing- masing, baik secara perorangan maupun kelompok- kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
c.       Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/ organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang- orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan  berbagai aspeknya, seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreatifitas, inisiatif yang berbeda- beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha memanfaatkan setiap orang yang di pimpin. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambilan  keputusan  sangat mementingkan  musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan didalam unit masing- masing.
Ketiga tipe kepemimpinan diatas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling menunjang secara variasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga menghasilkan kepemimpinan yang efektif.( Veithzal Rivai:2006)
Tipe kepemimpinan berdasarkan kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan sebagai berikut : (Kartini Kartono:2008)
a.       Tipe Karismatis
Tipe kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal- pengawal yang biasa dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebab- sebabnya, mengapa seseorang itu memiliki karisma begitu besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan- kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian  pemimpin memancarkan pengaruh dan daya- tarik yang amat besar. Tokoh- tokoh besar antara lain: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F Kennedy, Soekarno, dll.
b.      Tipe Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat- sifat antara lain:
Ø Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/ belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.
Ø Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective)
Ø Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
Ø Dia hampir tidak pernah  memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif.
Ø Dia tidak memberikan kesempatan atau hampir- hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreatifitas mereka sendiri
Ø Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar.
Selanjutnya tipe kepemimpinan yang maternalistis juga mirip dengan tipe yang  paternalistis, hanya perbedaanya: adanya sikap over-protective atau terlalu melindungi yang lebih menonjol, disertai kasih- sayang yang berlebih- lebihan.
c.       Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter- militeran. Hanya gaya luar saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hendaknya dipahami, bahwa tipe kepemimpinan militeristis itu berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis :
Ø Sering banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya keras sangat otoriter kaku dan seringkali kurang bijaksana
Ø Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan
Ø Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda- tanda kebesaran yang berlebih-lebihan.
Ø Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya (disiplin kadaver/ mayat)
Ø Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan- kritikan dari bawahannya.
Ø Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
d.      Tipe Otokratis
          Kepemimpinan otokratis itu mendasari diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one- man show. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya jadi ada sikap menyisihkan diri dan eksklusivisme. Pemimpin otokritas itu senantiasa ingin berkuasa obsolut, tunggal, dan merajai keadaan.
e.       Tipe Laissez Faire
          Pada tipe kepemimpinan ini sang pemimpin praktis tidak memimpin dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua perkerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oelah bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis, sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin – ketua dewan, komandan, kepala biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan atau berkat sistem nepotisme.
          Dia tidak mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol anak buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama sekali menciptakakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau- balau, morat- marit, dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala. 
          Pemimpin laissez faire itu pada hakikatnya bukanlah seorang pemimpin dalam pengertian yang sebenarnya. Sebab bawahannya dalam situasi kerjanya sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa disiplin, masing- masing orang bekerja semau sendiri.
f.       Tipe Populistis
          Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World mendefinisikan kepemimpinan populistis yang dapat membangunkan solidaritas rakyat misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenisme, yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati- hati terhadap kolonialisme dan penindasan- penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan- kekuatan asing.
          Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai- nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang- hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme.
g.      Tipe Administratif atau Eksekutif
          Kepemimpinan ini adalah kepemimpinan yang mampu menyelengarakan tugas- tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknorat adan administratur- administratur yang mampu mengerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun sistem administrasi dan birokasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk memantapkan  integritas bangsa pada khususnya, dan  usaha pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modern, dan perkembanngan sosial ditengaj masyarakat.
h.      Tipe Demokratis
           Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing- masing mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat- saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis juga sering disebut kepemimpinan group developer.
Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap, dengan adanya gejala- gejala sebagai berikut:
Ø Organisasi dengan segenap bagian- bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut tidak ada dikantor
Ø Otoritas sepenuhnya didelegasikan kebawah, dan masing – masing orang menyadari tugas serta kewajibannya sehingga mereka merasa senang puas hati, dan aman menyandang tugas kewajibannya
Ø Diutamakan tujuan- tujuan kesejahteraan pada umumnya. Kelancaran kerja sama dari setiap warga kelompok.
Ø Dengan begitu pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat dinamisme dan kerja sama, demi percapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasi.
          Kepemimpinan demokratis menitikberatkan masalah aktivitas setiap anggota kelompok juga para pemimpin lainnya, yang semuanya terlibat aktif dalam penentuan sikap, pembuatan rencana, pembuatan keputusan penerapan disiplin kerja dan etik kerja.
          Menurut G.R Terry yang dikutip oleh maman Ukas. G.R Terry membagi tipe kepemimpinan menjadi 6 :
1. Tipe Kepemimpinan Pribadi ( Personal Leardership)
Dalam sistem kepemimpinan ini, segala tindakan dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk ini dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin bersangkutan.
2. Tipe Kepimpinan Nonpribadi (Nonpersonal Leadership)
Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan- bawahan atau media nonpribadi, baik rencana, perintah, juga pengawasan.
3. Tipe Kepemimpinan Otoriter (Autoritotian Leardership)
Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh- sungguh, teliti, dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan – peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi- instruksinya harus ditaati.
4. Tipe Kepemimpinan Demokratis ( Democratic leadership)
Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai dari kelompoknya dan bersama- sama dengan kelompoknya dan berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelengaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam pencapaian tujuan.
5. Tipe Kepemimpinan Paternalistis (Paternalistis Leadership)
Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya umtuk memberikan arahan seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe Kepemimpinan menurut Bakat ( Indogenious leadership)
Biasanya timbul dari kelompok orang- orang informal tempat mungkin mereka berlatih dengan adanya sistem kompetisi sehingga menimbulkan klik- klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan diantara yang ada didalam kelompok tersebut menurut bidang keahliannya dimana ia ikut berkecimpung.